Sabtu, 20 September 2014

Ketika kau masih milikku...

Aku saat suka kau ketika....
kamu masih milikku
tak peduli kamu sedang sedih atau marah kamu selalu berada disisiku
tak pernah melewatkan waktu untuk menanyakan keadaanku
akan sangat marah jika aku tak membalas pesanmu apalagi telfonmu
kau mencintaiku dalam diam...kau jarang mengatakan "aku sayang kamu"
tapi perlakuanmu padaku, sudah mengatakannya
aku sangat suka saat kamu tertawa,
rasanya dunia tak hanya indah, tapi sangat indah
aku sangat suka saat aku tak sengaja menangkaomu sedang memperhatikanku
rasanya dunia hanya milik kamu dan aku,milik kita
aku menyukaimu dalam keadaan apapun
menyayangimu seperti dulu
dan aku mencintaimu tak tau sampai kapan...rasanya aku tak bisa berhenti mencintaimu
disaat aku marah, kamu tak berhentinya menanyakanku "kamu kenapa sayang? maafin aku ya"
sebenarnya aku tak terlalu luluh dengan kata-kata itu, hanya saja...
bagaimana kamu menatap dalam mataku, itu yang membuatku luluh...kamu bersungguh-sungguh
aku tak tau bagaimana hariku bila tak ada kamu
mungin hampa, atau aku tak lagi bisa hidup
saat kamu memelukku
saat kamu tak melepaskan genggamanmu
saat kamu tak ragu memanggilku sayang di depan teman-temanmu
saat kamu melakukan hal hanya untuk aku
semuanya tak dapat kuungkapkan, karna terlalu banyak apa yang kamu lakukan untukku untuk membuatku senang
"kalo kamu seneng, aku juga seneng kok yang"
"aku ga mungkin ninggalin kamu, sama aja aku ngebiarin diri aku kehilangan kebahagiaanku"
"aku sayang kamu"
dan akhirnya kamu mengatakannya...and he mean it.

aku sangat suka
saat kamu masih bersamaku,
masih merindukanku, masih menyayangiku...

Sabtu, 24 Mei 2014

Aku Rindu Kamu yang Dulu

Memang tak semuanya akan berbuah manis, tapi aku masih ingin berharap.
Kita hanyalah teman saat itu. Tak banyak menghabiskan waktu bersama karna kita memang tak dekat. Aku tau ada sesuatu yang berbeda didirimu saat berbicara denganku. Tapi aku tak menggubrisnya, aku belum merasakannya, dan aku membiarkannya. Kamu sangat halus padaku, tapi tidak dengan temanku, tetapi aku membiarkannya karna tak terlintas dipikiranku kamu ada apa-apa. Sampai akhirnya kamu mengatakan kamu menyukaiku. Aku bingung. Kamu memintaku untuk jadi pacarmu, aku takut...karna aku tak mengenalmu dengan baik. Kamu meyakinkanku, kamu mengatakan "Aku sayang sama kamu". Jujur aku sedikit luluh, tapi aku masih takut. Aku mengiyakan permintaanmu. Aku sedikit percaya padamu, karna kamu memandangku dengan sangat dalam saat itu.
Kini kita resmi berpacaran. Kamu sangat baik dan perhatian. Aku berusaha untuk mengenalmu, untuk lebih dekat. Dan aku mulai menyukaimu. Aku menyukai bagaimana kamu memperlakukanku, bagaimana kamu mencemaskanku, dan bagaimana kamu tak menginginkanku pergi. Kamu sempat menanyakanku apakah aku sayang kamu. "Aku belum sayang, tapi aku akan..." jawabku. Kamu menerima jawabanku dan masih mau menunggu hingga aku menyayangimu. 
Aku berusaha untuk menyayangimu, tapi itu tak bisa dipaksakan, untuk menyayangimu perlu waktu. Kita semakin dekat, seperti pasangan yang baru saja berpacaran. Kita mulai sering menghabiskan waktu bersama. Tak jarang kamu menelfonku untuk sekedar bilang aku sayang kamu dan mengirim pesan singkat berisikan titik dua bintang. Setiap saat kamu membuatku tersenyum, kamu mengisi hari-hariku dengan tingkah konyolmu...kamu memang tak bisa diam, meskipun berada didekatku. Tapi itu yang membuatku nyaman bersamamu, kamu membuat aku tidak ingin pergi saat didekatmu.
Aku sayang sama kamu, hanya itu yang dapat kukatakan untuk membuatmu diam.
Sudah hitungan bulan kita bersama dan sudah banyak masalah dan konflik yang kita hadapi, kita melewatinya...bersama. Tapi terkadang kata tak semudah yang diucapkan. Kata 'bersama' mungkin indah, tapi tak semudah itu kita bersama. Tak semudah itu kita menjalaninya.
Tiba-tiba kamu menjadi sosok yang aku takutkan, dan tak bisa kubayangkan. Kamu tak lagi perhatian seperti dulu, tak lagi berbagi cerita seperti dulu, tak lagi dekat seperti dulu, tak lagi ada seperti dulu. Aku merasa asing saat didekatmu, karna kamu mengasingkanku. Aku bingung saat menghadapimu. Tak ingin membuatmu marah dan tak nyaman. Aku takut menanyakan kamu kenapa? padamu. Aku takut.
Aku sadar bahwa aku perlu menanyakannya padamu, aku memberanikan diri untuk tanya kamu. Kamu bilang "aku gapapa". Tepat seperti yang kutakutkan, kamu mulai menghindariku. 
Dulu, kita tak pernah tidak berkirim pesan singkat. Kini, satu pesan singkat darimu itu mustahil.
Dulu, saat kita bertemu di lorong sekolah kita pasti menyempatkan untuk sekedar berhenti dan menanyakan "sudah makan?". Kini, sedikit tatapanmu padaku rasanya sangat mustahil.
Aku tak tau bagaimana lagi harus menyikapimu, aku tak ragu untuk memulai pesan singkat lebih dulu, aku tak ragu untuk melemparkan senyuman saat bertemu denganmu, aku tak ragu untuk sekedar berkata 'hai'.
Aku sungguh kehabisan akal untuk kembali mendapat perhatianmu. Aku rindu bagaimana tingkah konyolmu untuk sekedar menghiburku, aku rindu bagaimana kamu bersikap manja padaku, aku rindu bagaimana menghabiskan waktu bersamamu, Aku sungguh merindukanmu.
Tak jarang aku mengirimkan pesan singkat padamu hanya sekedar untuk bilang "kangen"
Aku mulai memikirkan hal yang tidak-tidak, aku berpikir kalau kamu sudah bosan denganku. Mungkin iya. Pikirku begitu.
Memang tak jarang ada seseorang yang sudah bosan dengan pasangannya. Pikirku lelah. Aku kehabisan arah. Tak tau harus lebih bersabar atau bagaimana. Pikiranku semakin kacau menghampiri tangisanku yang tak bisa ku bendung lagi. Sakit rasanya melihatmu lebih bahagia tak bersamaku. Lebih bahagia.
Aku ingin terakhir kalinya untuk bilang padanya 'aku sayang kamu' tapi menatapku saja kamu enggan. Apalagi menyempatkan berbicara sejenak denganku mungkin kamu akan jijik.
Banyak orang mengatakan, mungkin sudah waktunya. Iya mungkin....tapi haruskah berakhir dengan cara yang seperti ini?
Sayang, tak taukah kamu rasanya diabaikan? tak taukahkamu rasanya tak lagi dianggap? tak lagi di sayang? tak lagi penting? tak lagi berharga? Mungkin kamu tidak tau...dan tidak peduli dengan apa yang menimpaku.
Tapi Sayang, setidaknya bicaralah padaku, aku akan mendengarmu, aku akan mempertahankan jika kamu mau...aku juga tak akan mempertahankan bila memang kita atau sebenarnya aku memang tak sanggup.
Sayang, aku merindukan kamu yang dulu.

"aku menyayangimu seperti dulu,
 dan akan tetap menyayangimu"