Selasa, 28 April 2015

bodoh jika Aku luluh

Salahkah aku bila aku mengingkari janji
Janji yang telah kubuat
Janji terhadap diriku sendiri
Janji untuk tak luluh lagi kepadamu
Mungkin memang salah
Mungkin memang bodoh, sangat bodoh
Harusnya aku melepaskan kamu yang kini telah pergi
Harusnya memang aku tak peduli.
Hanya saja ada sesuatu yang aku rindukan dan masih menginginkanmu untuk tetap bersamaku, walau seharusnya aku tak mau, aku tak bisa, tentu saja aku tak boleh
Mungkin aku hanya merindukan sosokmu saat itu, saat dulu bersamaku
Bukan dirimu yang saat ini
Mungkin aku hanya merindukan kenangan kita
Bukan luka yg kini kau tinggalkan
Mungkin
Sebagian diriku bahkan menolaknya,
Sebagian diriku mengiyakannya
Kenangan bersamamu masih menginginkan untuk hinggap, untuk tinggal
Tapi aku tak bisa membiarkan dirimu yg telah menancapkan luka berbekas ini untuk membuatku luluh lagi.


Sabtu, 18 April 2015

Salahkah?

Salahkan bila aku merindukanmu?
Merindukan sosok yang pernah merindukanku dulu.
Rasanya sunyi, sepi, sendiri.
Dulu.
Dulu kamu ada disini, yang katanya tak ingin pergi.
Dulu kamu temani, yang katanya tak akan biarkan aku sendiri.
Dulu kamu curahkan isi hati, yang kini tidak lagi.
Aku tak memintamu menjadi apa yg aku mau, hanya saja aku merindukanmu. Merindukan sosok yang mungkin kini sudah tak merindukanku lagi.
Mungkin sekedar pesan singkat darimu akan menyembuhkan rinduku kini. Mungkin sekedar sapaan 'hai' akan membuatku luluh.
Mungkin hanya itu yang kuinginkan saat ini, melihatmu denganku, seperti dulu.
Tak mungkin rasanya.
Tapi tak ada salahnya kan bila aku berkhayal?
Mengenang saat kamu memanggilku 'sayang', mengenang saat kamu hanya menginginkanku, mengenang saat kamu menatapku dalam diam, saat kamu tak ingin melepaskan tanganku, saat kamu mencubit pipiku, saat kamu masih menyayangiku.
Tak terpikirkan olehku kamu akan pergi, lagi.
Mungkin untuk sekarang kamu tak akan kembali.
Memang semua tak ada yg tak mungkin, hanya saja kemungkinan kamu kembali 1 banding 1juta bahkan lebih.
Aku tak menyalahkanmu, hanya menyayangkan kamu yang kini telah pergi.
Hanya merindukanmu saja sudah membuatku sedikit gila, Sayang.

Sabtu, 20 September 2014

Ketika kau masih milikku...

Aku saat suka kau ketika....
kamu masih milikku
tak peduli kamu sedang sedih atau marah kamu selalu berada disisiku
tak pernah melewatkan waktu untuk menanyakan keadaanku
akan sangat marah jika aku tak membalas pesanmu apalagi telfonmu
kau mencintaiku dalam diam...kau jarang mengatakan "aku sayang kamu"
tapi perlakuanmu padaku, sudah mengatakannya
aku sangat suka saat kamu tertawa,
rasanya dunia tak hanya indah, tapi sangat indah
aku sangat suka saat aku tak sengaja menangkaomu sedang memperhatikanku
rasanya dunia hanya milik kamu dan aku,milik kita
aku menyukaimu dalam keadaan apapun
menyayangimu seperti dulu
dan aku mencintaimu tak tau sampai kapan...rasanya aku tak bisa berhenti mencintaimu
disaat aku marah, kamu tak berhentinya menanyakanku "kamu kenapa sayang? maafin aku ya"
sebenarnya aku tak terlalu luluh dengan kata-kata itu, hanya saja...
bagaimana kamu menatap dalam mataku, itu yang membuatku luluh...kamu bersungguh-sungguh
aku tak tau bagaimana hariku bila tak ada kamu
mungin hampa, atau aku tak lagi bisa hidup
saat kamu memelukku
saat kamu tak melepaskan genggamanmu
saat kamu tak ragu memanggilku sayang di depan teman-temanmu
saat kamu melakukan hal hanya untuk aku
semuanya tak dapat kuungkapkan, karna terlalu banyak apa yang kamu lakukan untukku untuk membuatku senang
"kalo kamu seneng, aku juga seneng kok yang"
"aku ga mungkin ninggalin kamu, sama aja aku ngebiarin diri aku kehilangan kebahagiaanku"
"aku sayang kamu"
dan akhirnya kamu mengatakannya...and he mean it.

aku sangat suka
saat kamu masih bersamaku,
masih merindukanku, masih menyayangiku...